BAB
I
·
TEORI
KEPEMIPINAN MENURUT HENRY PRATT FAIECHILD DALAM KARTINI KARTONO
(1994 : 33) DAN MAX WEBER
Pemimpin
dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku
sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya
orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang
terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan
kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh
para pengikutnya.
Kepemimpinan
Karismatik
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan
pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia
mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti
"anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang
membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai
kemampuan atau kualitas supernatural,
manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak
dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari
yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang
pemimpin.
·
TEORI
KOMUNIKASI MENURUT LEXICOGRAPHER (AHLI KAMUS BAHASA)
Menurut lexicographer (ahli kamus
bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai
kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap
pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan
bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu
melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
·
TEORI
MOTIVASI MENURUT HERZBERG
(TEORI DUA FAKTOR)
Ilmuwan
ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi
adalah Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua
Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor
hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut
teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong
berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri
seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan
adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar
diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Menurut
Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah
pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan
dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau
pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan
seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan
sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan
organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem
imbalan yang berlaku.
Di
sisi lain, Herzberg juga mensyaratkan adanya faktor lain yang disebut sebagai
dissatisfiers, maintenance atau hygiene factor. Kedua faktor yang dikenalkan
oleh Herzberg adalah syarat minimal yang harus dimiliki oleh suatu organisasi
agar memiliki anggota yang mempunyai motivasi tinggi. Manajemen dan organisasi
tidak akan efektif tanpa mempunyai pekerja yang bermotivasi.
· TEORI KONFLIK MENURUT ROBBIN
Robbin
(1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict
Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan
kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi
berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga
bagian, antara lain:
1. Pandangan tradisional (The
Traditional View).
Pandangan ini menyatakan bahwa
konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari.
Konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality.
Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk,
kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang – orang, dan kegagalaan manajer
untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
2. Pandangan hubungan manusia (The
Human Relation View)
Pandangan ini menyatakan bahwa
konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok
atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari
karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau
pendapat antar anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu
hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata
lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau
perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.
3. Pandangan interaksionis (The
Interactionist View).
Pandangan ini cenderung mendorong
suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu
organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis,
apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan
ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan
sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat,kritis - diri,
dan kreatif.
·
TEORI PENGEMBANGAN KARIER MENURUT BAMBANG WAHYUDI
Menurut Bambang Wahyudi (2002:161) mendefinisikan pengembangan
karir adalah sebagai berikut:
“Setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan akan memiliki sejumlah harapan
sebagai balas jasa atas pengorbanan atau prestasi yang telah diberikannya.
Salah satu diantaranya adalah harapan untuk meraih posisi/jabatan yang lebih
tinggi atau lebih baik dari posisi/jabatan sebelumnya.”
BAB II
Alasan
mengapa saya memilih teori dari ahli-ahli diatas
·
TEORI
KEPEMIPINAN HENRY PRATT FAIECHILD DAN MAX WEBER
Alasan
saya memilihnya adalah karena memang benar kepemimpinan itu dibuat untuk
mempengarungi, mendorong, dan mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya bisa
lebih maju dan mencapai tujuan-tujuan dari organisasi yang mereka buat. Jika tidak
ada pemimpin, maka organisasi itu tidak akan maju karena tidak ada yang
mengatur, membimbing, dan memotivasi anggota-anggotanya. Saya pribadi juga
menyukai pemimpin yang karismatik seperti yang dikemukakan oleh Max Weber,
karena kemampuan ini tidak
dimiliki oleh orang biasa dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap
sebagai seorang pemimpin.
·
TEORI
KOMUNIKASI LEXICOGRAPHER
Alasan
saya memilihnya karena selain beliau adalah ahli kamus bahasa, teori yang
dikemukakan olehnya adalah benar, dua orang atau lebih yang sedang
berkomunikasi tentu saja saling berinteraksi dan menyampaikan informasi,
pastinya pemahaman yang sama diinginkan oleh setiap dari mereka. Dalam dunia
kerja, jika orang tidak berkomunikasi, maka tentu tugas dan pekerjaannya akan
lebih sulit untuk diselesaikan karena bisa saja ia memiliki pemahaman yang
berbeda dengan atasannya.
·
TEORI
MOTIVASI HERZBERG
Alasan
saya memilih teorinya karena beliau adalah ilmuwan ketiga yang dianggap
berperan besar dalam pemahaman motivasi. Selain itu juga teori dua faktor yang
dikemukakannya cukup unik, berbeda dari kebanyakan teori lainnya dalam arti
bukan melanjutkan atau memperbaiki teori dari para ahli sebelum-sebelumnya
melainkan melahirkan teori baru.
TEORI KONFLIK ROBBIN
Alasan
saya memilih teorinya adalah karena teori yang dikemukakan beliau lebih lengkap
dan benar bahwa konflik juga mempunyai sisi positif yaitu dapat meningkatkan
kinerja kelompok, namun tetap dalam sebuah organisasi atau kelompok pasti lebih
memilih meminimalisasikan konflik guna menjalin hubungan yang erat antar sesame
anggotanya, agar tidak ada perpecahan meskipun banyak terjadinya perbedaan
pendapat dan pandangan.
·
TEORI PENGEMBANGAN KARIER BAMBANG WAHYUDI
Alasan
saya memilih teorinya adalah karena kata-kata yang beliau kemukakan tentang
pengembangan karier lebih enak dipandang atau didengar disbanding dengan
kebanyakan teori lainnya yang saya lihat, juga setiap orang termasuk saya pasti
menginginkan jabatan atau posisinya dalam sebuah perusahaan terus berkembang,
tidak hanya diam di suatu tempat dengan upah segitu-segitu saja sampai kita
sendiri merasa puas dengan penghasilan kita.
BAB
III
Kesimpulan :
Dalam
dunia kerja tentu dibutuhkan adanya seorang atau sesosok pemimpin yang bisa
mendorong, mengatur, dan memberikan tugas kepada kita karena jika tidak
pekerjaan kita tentu akan berantakan karena kita mengganggap semua orang tidak
berhak untuk mengatur atau memberikan tugas kepada kita yang akhirnya hanya
akan menimbulkan konflik terhadap sesame rekan kerja, tentu itu akan merusakan
kinerja kita, maka dari itu dibutuhkan komunikasi yang lebih di dalam suatu
organisasi, supaya dapat memilih siapa yang pantas menjadi pemimpin dan siapa
yang akan menduduki jabatan yang sesuai dengan kemampuannya. Dalam kinerja kita
juga tentunya membutuhkan motivasi supaya kinerjanya menjadi lebih baik,
motivasi bisa didapat dari keluarga, rekan kerja, dan atasan kita, dan tentu
saja itu semua diperuntukan supaya adanya pengembangan dalam karier hidup kita :)
regards, Reza
Nama : Reza Tanta Putra
Kelas : 2KA36
Nama : Reza Tanta Putra
Kelas : 2KA36