Senin, 19 November 2012

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI, MOTIVASI, KONFLIK, DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN



BAB I


·         TEORI KEPEMIPINAN MENURUT HENRY PRATT FAIECHILD DALAM KARTINI KARTONO (1994 : 33) DAN MAX WEBER
                Pemimpin dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.

Kepemimpinan Karismatik
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.


·         TEORI KOMUNIKASI MENURUT LEXICOGRAPHER (AHLI KAMUS BAHASA)
            Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.                                            


·         TEORI MOTIVASI MENURUT HERZBERG (TEORI DUA FAKTOR)
            Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi adalah Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
            Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
           
            Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
           
            Di sisi lain, Herzberg juga mensyaratkan adanya faktor lain yang disebut sebagai dissatisfiers, maintenance atau hygiene factor. Kedua faktor yang dikenalkan oleh Herzberg adalah syarat minimal yang harus dimiliki oleh suatu organisasi agar memiliki anggota yang mempunyai motivasi tinggi. Manajemen dan organisasi tidak akan efektif tanpa mempunyai pekerja yang bermotivasi.

·         TEORI KONFLIK MENURUT ROBBIN

            Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
           
1. Pandangan tradisional (The Traditional View).
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang – orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
           
2. Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View)
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.

3. Pandangan interaksionis (The Interactionist View).
Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat,kritis - diri, dan kreatif.


·         TEORI PENGEMBANGAN KARIER MENURUT BAMBANG WAHYUDI
            Menurut Bambang Wahyudi (2002:161) mendefinisikan pengembangan karir adalah sebagai berikut:
“Setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan akan memiliki sejumlah harapan sebagai balas jasa atas pengorbanan atau prestasi yang telah diberikannya. Salah satu diantaranya adalah harapan untuk meraih posisi/jabatan yang lebih tinggi atau lebih baik dari posisi/jabatan sebelumnya.”


            BAB II


Alasan mengapa saya memilih teori dari ahli-ahli diatas


·         TEORI KEPEMIPINAN HENRY PRATT FAIECHILD DAN MAX WEBER
Alasan saya memilihnya adalah karena memang benar kepemimpinan itu dibuat untuk mempengarungi, mendorong, dan mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya bisa lebih maju dan mencapai tujuan-tujuan dari organisasi yang mereka buat. Jika tidak ada pemimpin, maka organisasi itu tidak akan maju karena tidak ada yang mengatur, membimbing, dan memotivasi anggota-anggotanya. Saya pribadi juga menyukai pemimpin yang karismatik seperti yang dikemukakan oleh Max Weber, karena kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.


·         TEORI KOMUNIKASI LEXICOGRAPHER
Alasan saya memilihnya karena selain beliau adalah ahli kamus bahasa, teori yang dikemukakan olehnya adalah benar, dua orang atau lebih yang sedang berkomunikasi tentu saja saling berinteraksi dan menyampaikan informasi, pastinya pemahaman yang sama diinginkan oleh setiap dari mereka. Dalam dunia kerja, jika orang tidak berkomunikasi, maka tentu tugas dan pekerjaannya akan lebih sulit untuk diselesaikan karena bisa saja ia memiliki pemahaman yang berbeda dengan atasannya.

·         TEORI MOTIVASI HERZBERG
Alasan saya memilih teorinya karena beliau adalah ilmuwan ketiga yang dianggap berperan besar dalam pemahaman motivasi. Selain itu juga teori dua faktor yang dikemukakannya cukup unik, berbeda dari kebanyakan teori lainnya dalam arti bukan melanjutkan atau memperbaiki teori dari para ahli sebelum-sebelumnya melainkan melahirkan teori baru.

 

TEORI KONFLIK ROBBIN

Alasan saya memilih teorinya adalah karena teori yang dikemukakan beliau lebih lengkap dan benar bahwa konflik juga mempunyai sisi positif yaitu dapat meningkatkan kinerja kelompok, namun tetap dalam sebuah organisasi atau kelompok pasti lebih memilih meminimalisasikan konflik guna menjalin hubungan yang erat antar sesame anggotanya, agar tidak ada perpecahan meskipun banyak terjadinya perbedaan pendapat dan pandangan.


·         TEORI PENGEMBANGAN KARIER BAMBANG WAHYUDI
Alasan saya memilih teorinya adalah karena kata-kata yang beliau kemukakan tentang pengembangan karier lebih enak dipandang atau didengar disbanding dengan kebanyakan teori lainnya yang saya lihat, juga setiap orang termasuk saya pasti menginginkan jabatan atau posisinya dalam sebuah perusahaan terus berkembang, tidak hanya diam di suatu tempat dengan upah segitu-segitu saja sampai kita sendiri merasa puas dengan penghasilan kita.


BAB III

Kesimpulan :

Dalam dunia kerja tentu dibutuhkan adanya seorang atau sesosok pemimpin yang bisa mendorong, mengatur, dan memberikan tugas kepada kita karena jika tidak pekerjaan kita tentu akan berantakan karena kita mengganggap semua orang tidak berhak untuk mengatur atau memberikan tugas kepada kita yang akhirnya hanya akan menimbulkan konflik terhadap sesame rekan kerja, tentu itu akan merusakan kinerja kita, maka dari itu dibutuhkan komunikasi yang lebih di dalam suatu organisasi, supaya dapat memilih siapa yang pantas menjadi pemimpin dan siapa yang akan menduduki jabatan yang sesuai dengan kemampuannya. Dalam kinerja kita juga tentunya membutuhkan motivasi supaya kinerjanya menjadi lebih baik, motivasi bisa didapat dari keluarga, rekan kerja, dan atasan kita, dan tentu saja itu semua diperuntukan supaya adanya pengembangan dalam karier hidup kita :) 

regards, Reza

Nama : Reza Tanta Putra
Kelas : 2KA36

Senin, 15 Oktober 2012

ORGANISASI KOPERASI


Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 ialah bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan semata-mata dan bukan kepada kebendaan. Kerjasama dalam koperasi didasarkan pada rasa persamaan derajat, dan kesadaran para anggotanya. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi adalah milik bersama para anggota, pengurus maupun pengelola. Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah rapat anggota.
Koperasi sebagai badan usaha dapat melakukan kegiatan usahanya sendiri dan dapat juga bekerja sama dengan badan usaha lain, seperti perusahaan swasta maupun perusahaan negara.

Dilihat dari segi organisasi
Koperasi adalah organisasi yang mempunyai kepentingan yang sama bagi para anggotanya. Dalam melaksanakan usahanya, kekuatan tertinggi pada koperasi terletak di tangan anggota, sedangkan dalam badan usaha bukan koperasi, anggotanya terbatas kepada orang yang memiliki modal, dan dalam pelaksanaannya kegiatannya kekuasaan tertinggi berada pada pemilik modal usaha. 

Dilihat dari segi tujuan usaha
Koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bagi para anggotanya dengan melayani anggota seadil-adilnya, sedangkan badan usaha bukan koperasi pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. 

Ciri-Ciri Koperasi 
Beberapa ciri dari koperasi ialah:
  • Perkumpulan orang.
  • Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa. Jasa modal dibatasi.
  • Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan anggotanya, pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
  • Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota.
  • Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi keanggotaan prinsip kebersamaan.
  • Dalam rapat anggota tiap anggota masing-masing atau suara tanpa memperhatikan jumlah modal masing-masing.
  • Setiap anggota bebas untuk masuk/keluar (anggota berganti) sehingga dalam koperasi tidak terdapat modal permanen.
  • Seperti halnya perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) maka Koperasi mempunyai bentuk Badan Hukum.
  • Menjalankan suatu usaha
  • Penanggungjawab koperasi adalah pengurus.
  • Koperasi bukan kumpulan modal beberapa orang yang bertujuan mencari laba sebesar-besarnya.
  • Koperasi adalah usaha bersama kekeluargaan dan kegotong-royongan. Setiap anggota berkewajiban bekerja sama untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan para anggota.
  • Kerugian dipikul bersama antara anggota. Jika koperasi menderita kerugian, maka para anggota memikul bersama. Anggota yang tidak mampu dibebaskan atas beban/tanggungan kerugian. Kerugian dipikul oleh anggota yang mampu. 

Struktur, Manajemen dan Tata Kerja Organisasi Koperasi
Organisaisi koperasi yang telah terbentuk memerlukan pelaksanaan manajemen koperasi
diantaranya mengenai Bagan Struktur Organisais yang relevan, perangkat dan fungsi
organisasai koeperasi.
Bagan Struktur Organisasi Koeprasi menggambarkan sususnan, isi dan luas cakupan
organisasi koperasi, serta menjelaskan posisi daripada fungsi beserta tugas maupun kewajiban
setiap fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab yang jelas.
Landasan pembuatan struktur organisasi adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
2. Anggaran Dana dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
3. Keputusan Rapat.

Manajemen koperasi mempunyai 3 unsur pokok yaitu rapat anggota pengurus dan manajer, badan pemeriksa. Rapat anggota merupakan unsur dalam manajemen koperasi karena koperasi merupakan badan usaha milik para anggota. Dalam suatu koperasi anggota mempunyai kedudukan tertinggi, sesuai dengan prinsip demokrasi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan tata kehidupan koperasi ditentukan dalam rapat anggota. Pengurus merupakan badan eksekutif dari koperasi sedangkan pelaksanaan kegiatan sehari diserahkan kepada manajer yang bertanggung jawab langsung akan kelancaran dan keberhasilan koperasi. Badan pemeriksa melakukan pengawasan terhadap pengurus dan manajer dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Menurut N. Widiyanti (1990), hubungan tata kerja unsur-unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut : 
Keterangan :
Bagan di atas menunjukkan bahwa rapat anggota mempunyai kedudukan tertinggi. Di bawah rapat anggota adalah pengurus yang diangkat oleh rapat anggota disertai dengan kewajiban dan hak yang dilimpahkan oleh rapat anggota. Pengurus bertanggung jawab kepada rapat anggota atas semua kegiatan dan kebijaksanaan yang dijalankan. Badan pemeriksa letaknya sejajar dengan pengurus. Ini berarti bahwa badan pemeriksa mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada rapat anggota. Antara badan pengawas dengan pengurus hanya ada hubungan timbal balik akan tetapi tidak ada pelimpahan wewenang sama sekali. Manajer diangkat oleh pengurus dan mendapat pelimpahan wewenang dan kewajiban kepada pengurus dan bertanggungjawab kepada pengurus. Manajer juga mempunyai wewenang untuk mengangkat pegawai dan memberhentikannya jika perlu.

Manajer melimpahkan wewenang dan kewajiban kepada pegawai dan pegawai bertanggungjawab kepada manajer.

Referensi :  - www.smecda.com
                    - penabulu.org
                    - id.wikipedia.org
                    - www.majalahpendidikan.com